.jpg)
INTRODUKSI UNTUK BEBERAPA ASPEK DALAM PENGOPERASIAN BERSAMA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Peningkatan dari aplikasi geospasial membutuhkan informasi yang tersebar secara independen dalam suatu Sistem Informasi Geografis. Satu dari beberapa object utama Infrastruktur Informasi geografis/IIG (Geographic Information Infrastructur/GII) adalah untuk menyajikan informasi politik, institusi, ekonomi, dan wahana keteknikan dalam suatu informasi berbagi.
Informasi yang berbagi ini dapat meningkatkan pembuatan keputusan dan menurunkan biaya pengumpulan data secara dramatik. Pada umumnya perolehan informasi dari basis data yang terdistribusikan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, pengguna mencari sumber-sumber informasi yang relevan dalam sumber penyaji informasi dalam jaringan.
Berkaitan dengan tahap pertama ini, model pencarian sumber informasi tersebut dinamai Model Penjelajah Sumber/MPS (Resources Discovery Model/RDM). Ini menyajikan model referensi untuk menyusun metadata dari sumber informasi dalam suatu keterkaitan sumber informasi.
Tahap kedua, sifat interoperabilitas memungkinkan komunikasi antara system informasi yang heterogen dan tersebar. Interoperabilitas adalah kemampuan dari dua atau lebih system untuk yaling menukar informasi geospasial dan membuat informasi saling dapat digunakan bahkan apabila terjadi perubahan padanya.
Beberapa penelitian mengidentifikasikan adanya dua perspektif dari interoperapbilitas ini, yaitu: perspectif dari pemodelan data dan perspektif dari arsitektur system. Berkaitan dengan pemodelan data yang telah dikenalkan pada modul SIG dengan Arc Info terdapat tiga macam heterogenitas, yaitu: syktaksis, skematik dan semantik. Heterogenitas semantik berkaitan dengan pembedaan definisi pada tataran kelas, definisi pada intensitas kelas dan deksripsi geometriknya. Set dari ketiga aspek ini lah yang disebut dengan Konteks Informasi. Heterogenitas semantik merupakan faktor utama untuk hoterogenitas skematik dan sintaksis.
Heterogenitas skematik berusaha untuk membedakan skema basis data dalam kelas hierarki dan struktru data atributnya, sedangkan heterogenitas sintaksis terjadi berkaitan dengan perbedaan dalam konstruksi yang digunakan pada hubungan antar model dalam kelas dan data atribut tersebut, geometri object dan hubungan topologinya.
Untuk menyajikan interoperabilitas antara aplikasi SIG, adalah penting untuk menyusun heterogenitas semantik, skematik dan sintaksis yang telah disajikan secara singkat dimuka.
Model informasi berbagi disebut juga Semantic Formal Data Structure (SFDS). Struktur data ini berisi tiga layer, pada setiap layer digunakan untuk menangani setiap spesifik tipe heterogentas. Model tersebut menyajikan suatu metode untuk pembebanan semantik, seperti: konteks informasi kedalam skema basis data. Layer pertama dari SFDS adalah layer sintaksis, dimana struktur data formal (Formal Data Structure) di adoposi. Implementasi dari SFDS dan RDM dikaitkan dengan perspektif Arsitektur System untuk interoperapibitas tersebut.
Pendekatan tiga layer tersebut (tiga layer ini tidak bermakna fisik) yang diadopsi SFDS telah meningkatkan kinerja dari tiap tipe-tipe heterogenitas. Impementasinya dikenal sebagai skematic translator telah memperlihatkan bahwa SFDS ini sebaiknya ditujukan untuk Aplikasi Utama Tunggal, untuk menyederhanakan implementasi dan penggunaan praktis. Dalam hal ini, basis data dapat memiliki beberapa translator semantik yang dipasang pada tiap piranti keras/komputer sebagai pheriperal bantu analysisnya. Contohnya: satu basis data dapat memiliki translator semantik untuk saling tukar-menukar informasi: Jaringan jalan, tanah, air, layanan masyarakat dan sebagainya. Beberapa teori dan konsep-konsep inilah yang selanjutnya akan dijabarkan secara praktis dalam Pelatihan ini dengan pembatasan tema yang gayut dengan tiap Paket yang ditawarkan.
ASPEK KARTOGRAFI DALAM SIG
Tradisional tetapi masih valid digukan adanya konsep bahwa pekerjaan utama seorang kartographer adalah untuk menghasilkan produk kartografi yang baik. Fungsi utama peta hingga saat ini masih merupakan alat untuk mentransfer informasi data spasial, dalam rangka menginformasikan kepada kita tentang pola spasial.
Hingga akhir dekade ini, tidak hanya bidang kartografi saja yang ikut serta dalam bidang pemetaan. Luasnya penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) contohnya telah meningkatkan secara signifikan baik jumlah yang dihasilkan tetapi juga fungsi dan ikut sertanya berbagai institusi bahkan pekerja perkantoran yang menggunakannya walaupun tidak menguasai kemampuan dibidang pemetaanya. Sungguhpun demikian SIG selain dirancang sebagai terobosan intelektual tetapi juga harus dapat dimanfaatkan secara praktis oleh institusi, badan-badan usaha, perkantoran dan usaha lain yang memerlukan informasi spasial dalam arti luas dan sempit, sehingga nilai lebih dari suatu aplikasi SIG adalah pada kemampuan, fleksibilitas dan kemudaan dalam penggunaan secara praktis bukan pada Arsitektur Systemnya. Dengan mengambil premis bahwa aplikasi yang baik pasti memiliki arsitektur system yang baik pula tetapi arsitektur sistem yang baik tidak selalu menghasilkan suatu aplikasi yang baik.
Banyaknya pengguna SIG yang tidak lagi menjadi concern seorang Cartograph atau Spatial System Developer lainnya memunculkan pertanyaan awam yang essensial “Apa pekerjaan seorang cartographer dan pakar geoinformatika selanjutnya?!” Pertanyaan ini tidak dijawab pada edisi modul kali ini namun akan dijawab dan dibahas pada modul pelatihan tingkat lanjut untuk mengantar pemahaman yang lebih mendalam. Selanjutnya pada bagian pendahuluan ini akan diterangkan secara singkat aspek Teoritikal yang melandasi pada penyusunan setiap bagian piranti lunak ini perlukan untuk memahami Visi dan Misi dari setiap piranti lunak untuk mempercepat akselerasi pemahaman dan penguasaan mesin.
#PIRANTI LUNAK#
Alat
Alat yang dikembangkan hendaknya memudahkan pengguna untuk melihat data spasial dan apapun yang tergeoreferensikan ke dalam berbagai kombinasi, pada skala peta berapapun (fungsi pembesaran?pengecilan), dengan tujuan idenfikasi pola spasial secara visual (yang mungkin juga tersembunya). Pola spasial dapat didefinisikan sebagai variasi dalam lokasi, kelengkapan, atau waktu ataupun kombinasi dari ketiga komponen berkaitan dengan (‘dengan’ bukan ‘pada’) daerah penelitian (dalam bahasa piranti lunak [seperti: ENVI, R2V, ER Mapper, Map Info, Arc Info, Visual CAD dan AutoCAD Map sendiri] sering disebutkan dengan “ Region Of Interest (ROI)).
Satu dari konsep pertama dari eksplorasi visual data spasial dikenalkan oleh (Monmonier. M;1990), yaitu dengan menyajikan konteks spasial, waktu, dan data atribut dalam satu layar atau tampilan dan dalam waktu yang bersamaan, untuk tingkat operator kemampuan ini hanya baru dapat disajikan oleh piranti lunak: Microsoft Map Point 2000 British - United States Edition, dan Bussines MapESRI. AutoCAD Map baru dapat dilakukan untuk tingkat programer dengan mengakses kemampuan Visual Basic Aplication(VBA)nya, juga dengan piranti lunak yang lain seperti: Geo MediaIntergraph dengan J++, ENVI dan ER Mapper dengan C++, bahkan aplikasi dari Microsoft Office sekalipun dapat digunakan untuk aplikasi pemetaan yang sangat baik. Seperti yang telah anda ketahui pada pelatihan sebelumnya dengan menggunakan Arc View dengan memilih/menekan sel data atributnya maka konteks spasial atau bagian peta yang terkait juga ikut terpilih atau tampak terang, kemampuan ini juga ada pada AutoCAD Map, namun harus dipahami pula bahwa visi dan misi setiap piranti lunak berbeda mengakibatkan prosedur untuk melakukan hal tersebut pada AutoCAD Map juga berbeda secara signifikan bukan saja teknisnya tapi konsep pengaksesannya.
Salam Hangat,
Jogakarta, 4 April 1999
Rizki Noor Hidayat Wijaya
www.riskydigital.com

Buku dapat diunduh melalui tautan sbb:
http://www.4shared.com/fil
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 4
I.1. INTRODUKSI UNTUK BEBERAPA ASPEK DALAM PENGOPERASIAN BERSAMA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 4
I.2. ASPEK KARTOGRAFI DALAM SIG 6
I.3. PIRANTI LUNAK 7
I.3.a. Alat 7
I.3.b. Tampilan Dasar 7
I.3.c. Navigasi dan Orientasi 8
I.3.d. Querying 8
I.3.e. Multiskala 9
I.3.f. Penyajian Kontrol Matematis 9
I.3.g. Tampilan Dinamis Data-data Yang Terkait dengan Informasi Peta 9
I.3.h. Animasi 10
I.3.h. Animasi 10
I.3.i. Pengaksesan Data Spasial 10
BAB II PENGUASAAN MENU AUTOCAD MAP 11
II. TAMPILAN STANDART PADA AUTOCAD MAP 11
II.1. Menu Utama 11
II.1.a. File 12
II.1.b. Edit 13
II.1.c. View 14
II.1.d. Insert 16
II.1.e. Format 17
II.1.f. Tools 20
II.1.g. Draw 23
II.1.h. Dimension 25
II.1.i. Modify 26
II.1.J Map 27
II.1.J.1. Drawing 28
II.1.J.1.a. Define/Modify Drawing Set... 28
II.1.J.1.b. Zoom Drawing Extents... 28
II.1.J.1.c. Quick View Drawings... 28
II.1.J.1.d. Show Key View... 28
II.1.J.1.e. Drawing Statistics... 28
II.1.J.1.f. Drawing Maintenance... 28
II.J.1.2. Query 28
II.1.J.2.a. Define Query... 28
II.1.J.2.b. Run Query... 28
II.1.J.2.c. Query Library... 28
II.1.J.2.d. Run External Query... 29
II.1.J.2.e. Define Topology Query... 29
II.1.J.2.f. Run Topology Query... 29
II.1.J.2.g. Topology Query Library... 29
II.1.J.2.h Run External Topology Query... 29
II.1.J.2.i Object Thematic Map... 30
II.1.J.2.j Topology Thematic Map... 30
II.1.J.3 Save Back 30
II.1.J.3.a. Add Objects to Save Set 30
II.1.J.3.b. Show Objects in Save Set 30
II.1.J.3.c. Show Who Has It? 30
II.1.J.3.d. Save to Source Drawings... 30
II.1.J.3.d. Remove Objects from Save Set 31
II.1.J.4. Object Data 31
II.1.J.4.a. Define Object Data… 31
II.1.J.4.b. Attach/Detach Object Data... 31
II.1.J.4.c. Edit Object Data... 31
II.1.J.4.d. Define Document View... 31
II.1.J.4.e. View Associated Document... 31
II.1.J.5. Data Base 31
II.1.J.5.a. Data Source 31
II.1.J.5.a.1 Configure... 31
II.1.J.5.a.2 Attach… 32
II.1.J.5.a.3 Detach... 32
II.1.J.5.a.4 Connect... 32
II.1.J.5.a.5 DisConnect... 32
II.1.J.5.b. Define Link Template... 32
II.1.J.5.c. Delete Link Template... 32
II.1.J.5.d. Link Manager… 32
II.1.J.5.e. Generate Links... 32
II.1.J.5.f. Delete Link 32
II.1.J.5.g. View Data 32
II.1.J.6. Data Entry 33
II.1.J.6.a. Digitize Setup 33
II.1.J.6.b. Digitize 33
II.1.J.7. Images 33
II.1.J.7.a. Insert... 33
II.1.J.7.b. Toggle Frames... 33
II.1.J.7.c. Manage... 33
II.1.J.7.d. Information... 33
II.1.J.7.e. Options... 34
II.1.J.8. Topologi 34
II.1.J.8.a. Create... 34
II.1.J.8.b. Edit... 34
II.1.J.8.c. Administration... 34
II.1.J.8.d. Overlay... 34
II.1.J.8.e. Buffer... 34
II.1.J.8.f. Dissolve... 35
II.1.J.8.g. Path Trace... 35
II.1.J.8.h. Flood Trace... 35
II.1.J.8.i. Create Closed Polylines... 35
II.1.J.9. Plot Map Set… 35
II.1.J.10. Tools 35
II.1.J.10.a. Drawing Cleanup... 35
II.1.J.10.b. Transform 35
II.1.J.10.c. Rubber sheet 35
II.1.J.10.d. Boundary Break... 35
II.1.J.10.e. Boundary Trim... 36
II.1.J.10.f. Define Text Location 36
II.1.J.10.g. Convert Object Data to Database Links 36
II.1.J.10.h. Import... 36
II.1.J.10.i. Export... 36
II.1.J.10.j. Import from Autodesk MapGuide... 36
II.1.J.10.k. Export to Autodesk MapGuide... 36
II.1.J.10.l. Define Global Coordinate System... 36
II.1.J.10.n. Assign Global Coordinate System... 37
II.1.J.11. Utilities 37
II.1.J.11.a. User Administration... 37
II.1.J.11.b. User Login... 37
II.1.J.11.c. Project Workspace... 37
II.1.J.11.d. Toolbars... 37
II.1.J.12. Options 37
BAB III. DIGITALISASI 38
III.1. PENGERTIAN 38
III.2. PEMETAAN 39
III.2.a. Tujuan 39
III.2.b. Bahan dan Alat 39
III.2.b.1. Bahan 39
III.2.c. INPUT DATA 40
III.2.c.1. Menyiapkan Directori Pemetaan 40
III.2.c.2. Memulai Digitasi 41
BAB III TABLE EDITING 46
III.A. MEMPERBARUI TABEL 46
BAB IV TOPOLOGY 49
IV. OVERLAY 49
Intersect 49
Union 50
Identity 50
Erase 51
Clip 51
Paste 51
BAB V LAYOUT 54
V. LAYOUT PETA 54
Catatan mengenai buku ini dapat dilihat di FB melalui tautan sbb:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=152750078417&ref=mf

No comments:
Post a Comment